PENINGKATAN PRODUKSI BENIH F1 JAGUNG HIBRIDA MELALUI SISTEM TANAM DAN RASIO INDUK JANTAN DAN BETINA

Authors

  • Suwardi Suwardi Research Center for Food Crops, Research Organization for Agriculture and Food, National Research and Innovation Agency (BRIN). Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46 Cibinong, Bogor, West Java http://orcid.org/0000-0002-1921-8785

DOI:

https://doi.org/10.23960/jat.v11i4.6247
Abstract View: 1597

Keywords:

Benih, produksi, rasio, sistem tanam

Abstract

Salah satu rendahnya produksi jagung adalah kurangnya ketersediaan benih yang berkualitas dan kurang akuratnya teknis budidaya jagung. Upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi jagung adalah menerapkan rasio tanaman induk jantan dan betina dan sistem tanam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sistem tanam dan rasio jantan betina terhadap hasil F1 benih jagung hibrida Bima 20. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Maros, Balai Penelitian Tanaman Serealia dari bulan Mei – Agustue 2020. Penelitian menggunakan rancanganpetak terbagi menempatkan jarak tanam sebagai petak utama dan rasio jantan, betina dan penebasan jantan setelah fase penyerbukan (SFP) sebagai anak petak. Sistem tanam yaitu 1) L1A : Jarak tanam (100-40) X 20 cm (1 jantan : 3 betina) tanpa tebas barisan jantan setelah fase penyerbukan (SFP), 2) L1B : Jarak tanam (100-40) X 20 cm (1 jantan : 3 betina) tebas barisan jantan SFP, 3) L2A : Jarak tanam 50 x 20 cm ( 1 jantan : 2 betina) tanpa tebas barisan jantan SFP, 4) L2B: Jarak tanam 50 x 20 cm ( 1 jantan : 2 betina) tebas barisan jantan setelah fase penyerbukan, 5) N1A : Jarak tanam 70 x 20 cm (1 jantan 3 betina) tanpa tebas barisan jantan SFP, 6) N1B : Jarak tanam 70 x 20 cm (1 jantan 3 betina) tebas barisan jantan SFP, 7) N2A : Jarak tanam baris betina 70 x 20 cm dan baris antar jantan  210 cm diantara baris betina (35 cm) (1 jantan : 3 betina) tanpa tebas barisan jantan SFP, 8) N2B : Jarak tanam baris betina 70 x 20 cm dan baris antar jantan  210 cm diantara baris betina (35 cm) (1 jantan : 3 betina) tebas barisan jantan SFP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanam berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol, tinggi letak tongkol, jumlah baris tiap tongkol dan bobot 100 biji, sedang penebasan dan tanpa penebasan tanaman jantan setelah fase penyerbukan (SFP) berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Penebasan barisan jantan setelah fase penyerbukan dapat meningkatkan produksi. Produksi tertinggi pada perlakuan sitem tanam L2B (10,72 t/ha) dan N2B (10,90 t/ha).

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Suwardi Suwardi, Research Center for Food Crops, Research Organization for Agriculture and Food, National Research and Innovation Agency (BRIN). Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46 Cibinong, Bogor, West Java

Research Center for Food Crops, BRIN

Downloads

Published

2023-09-12

How to Cite

Suwardi, S. (2023). PENINGKATAN PRODUKSI BENIH F1 JAGUNG HIBRIDA MELALUI SISTEM TANAM DAN RASIO INDUK JANTAN DAN BETINA. Jurnal Agrotek Tropika, 11(4), 563–569. https://doi.org/10.23960/jat.v11i4.6247