Pengelolaan Ekosistem Lamun dengan Metode Teknologi Terf dan Sprig Anchor Untuk Keberlanjutan Desa Wisata Pahawang, Kabupaten Pesawaran

Authors

  • Nur Muhammad Tirta Weuning Al Supandi university of lampung
  • Hilma Nahwa Firdausi university of lampung
  • Maria Febriyanti Samosir university of lampung
  • Kristian Thomas Tefsele university of lampung
  • Dwi Okta Viani university of lampung
  • Sheliyana Cahya Oktari university of lampung
  • Farhan Juliputra Kaisinda university of lampung
  • Deliza Putri university of lampung
  • Widya Asri university of lampung
  • Sabrina Cinta Farani university of lampung
  • Rizqy Hadi Saputra university of lampung
  • Alifia Adibila Nurhalisa university of lampung
  • Indra Jaya university of lampung
  • Deny Sapto Chondro Utomo university of lampung
  • Maulid Wahid Yusup university of lampung

DOI:

https://doi.org/10.23960/jpfp.v2i2.7989
Abstract View: 1288

Keywords:

Lamun, Terf, Sprig Anchor, Pahawang

Abstract

Pesawaran merupakan salah satu kabupaten dengan sebaran potensi objek wisata yang beragam di sejumlah daerah, salah satunya yaitu Pulau Pahawang. Penurunan luasan padang lamun yang terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia. Aktivitas tersebut diantaranya yaitu pembangunan konstruksi pesisir, pembuangan limbah domsetik, alur perjalanan kapal, dan juga penangkapan ikan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Desa Wisata Pahawang, Kabupaten Pesawaran. Kegiatan ini melibatkan masyarakat sekitar Desa Wisata Pahawang dan Himpunan Mahasiswa Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Kontribusi masyarakat sebagai peserta dalam kegiatan transplantasi lamun serta melakukan kegiatan monitoring persentase pertumbuhan lamun. Metode transplantasi yang dapat dilakukan yaitu metode terf dan sprig anchor. Jumlah bibit yang ditanam menggunakan metode terf sebanyak 350 bibit dengan 14 plot frame dimana masing-masing plot berisi 25 bibit. Pada metode sprig anchor, jumlah bibit yang ditanam sebanyak 475 bibit dengan 19 plot dimana masing-masing plot berisi 25 bibit. Jenis lamun yang ditanam yaitu Enhalus acoroides dengan ciri morfologi tumbuhan yaitu daun panjang menyerupai pita dengan ujung daun membulat. Pemulihan kondisi ekosisitem lamun dilakukan dengan kegiatan transplantasi lamun menggunakan dua metode yaitu terf dan sprig anchor. Kegiatan pengabdian masyarakat pelestarian ekosistem lamun diterima baik oleh masyarakat Desa pahawang dan dapat dilanjutkan oleh masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan serta keberlangsungan makhluk hidup yang tinggal di wilayah pesisir.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Azkab, M.H. 1999. Petunjuk Penanaman Lamun. Oseana. 24(3):11-25.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Jayanti, A. R. 2020. Manfaat padang lamun sebagai penyeimbang ekosistem laut di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal Geografi. 18(1):1-14.

Kuo J.J., dan Hartog, C.D. 2006. Seagrass morphology, anatomy, and ultrastructure in Seagrasses:Biology, Ecology and Conservation. Springer Verlag, Netherlands.

Kurniasari, S., Djailani, F.M., Amir, A., Irsan, Yunus, M., dan Faudi, N. 2023. Potensi lamun sebagai antikanker: review artikel. Jurnal Sains Fisika. 3(1):9-18.

Nabilah, R., dan Sitanggang, F.I. 2021. Keanekaragaman dan tipologi mangrove di area konservasi Pulau Pahawang Provinsi Lampung. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi. 16(1):30-35.

Nabilla, S., Hartati, R., Nuraini, R.A.T. 2019. Hubungan nutrien pada sedimen dan penutupan lamun di perairan jepara. Jurnal Kelautan Tropis. 22(1):42-48.

Nur, R.M., Eso, N., Rorano, M., dan Saibi, N. 2023. Identifikasi jenis-jenis lamun di perairan Pulau Zum-Zum Kabupaten Pulau Morotai. Mitata Jurnal Penelitian. 1(1): 1-5.

Oktawati, N. O., Sulistianto, E., Fahrizal, W., dan Maryanto, F. 2018. Nilai ekonomi ekosistem lamun di Kota Bontang. Enviro Scienteae. 14(3):228-236.

Rahman, A.A., A.I. Nur dan M. Ramli. 2016. Studi laju pertumbuhan lamun (Enhalus acoroides) di perairan pantai Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Sapa Laut. 1(1):10-16.

Riniatsih, I., dan Endrawati, H. 2013. Pertumbuhan lamun hasil transplantasi jenis Cymodocea rotundata di padang lamun teluk awur jepara. Buletin Oseanografi Marina. 2(1):34-40.

Rosmawati, Huliselan, N. V., Khouw, A.S., Tupan, Ch.I. 2020. Laju pertumbuhan lamun Enhalus acoroides yang di transplantasi dengan menggunakan metode terfs di perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Biology Science & Education. 9(1):69-80.

Short, F.T. and Coles, R.G. 2001. Global Seagrass Research Methods. Elsevier Science B.V., Amsterdam.

Subrani, S., Nurrahman, Y. A., dan Nurdiansyah, Sy. I. 2023. Studi laju pertumbuhan lamun (Thalassia hemprichii) hasil transplantasi menggunakan metode TERFS dan peat pot di Teluk Melanau Pulau Lemukutan. Jurnal Laut Khatulistiwa. 6(1):40-49.

Tangke, U. 2010. Ekosistem padang lamun (manfaat, fungsi dan rehabilitasi). Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate). 3(1):9-29.

Wangkanusa, M.S., Kondoy, K.I.F., dan Rondonuwu, A.B. 2017. Identifikasi kerapatan dan karakter morfometrik lamun Enhalus acoroides pada substrat yang berbeda di Pantai Tongkeina Kota Manando. Jurnal Ilmiah PLATAX. 5(2): 210–220.

Yunita, R.R., Suryanti, S., dan Latifah, N. 2020. Biodiversitas Echinodermata pada ekosistem lamun di Perairan Pulau Karimunjawa, Jepara. Jurnal Kelautan Tropis. 23(1):47-56.

Published

2023-09-30

How to Cite

Al Supandi, N. M. T. W., Firdausi, H. N., Samosir, M. F., Tefsele, K. T., Viani, D. O., Oktari, S. C., Kaisinda, F. J., Putri, D., Asri, W., Farani, S. C., Saputra, R. H., Nurhalisa, A. A., Jaya, I., Utomo, D. S. C., & Yusup, M. W. (2023). Pengelolaan Ekosistem Lamun dengan Metode Teknologi Terf dan Sprig Anchor Untuk Keberlanjutan Desa Wisata Pahawang, Kabupaten Pesawaran. Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2(2), 267–277. https://doi.org/10.23960/jpfp.v2i2.7989