THE INITIAL ECHINODERMS COMMUNITY STRUCTURE IN SEAGRASS BED OF MARINE TOURISM AREA: MAHITAM ISLAND AND KETAPANG BEACH, LAMPUNG
DOI:
https://doi.org/10.23960/aqs.v12i1.p1422-1434
Abstract View: 256
Abstract
Lampung is one of national marine tourism destination. Seagrass is one of fragile coastal ecosystem and it is a habitat and feeding ground for a number of Echinoderms species. Echinodermata are nutrient recyclers that will in turn provide benefits to the seagrass ecosystem. This research aimed to assess the community structure of Echinoderms and seagrass as well as the relationship between Echinoderms abundance, seagrass densities, and water quality in Mahitam Island and Ketapang Beach. Observations were conducted at 7 stations, namely 3 stations on Ketapang Beach and 4 stations on Mahitam Island. Observations included the type and number of echinoderms, as well as the type, number of individuals, and number of seagrasses stands. Habitat quality that was observed were included water quality such as temperature, salinity, pH, DO (dissolved oxygen), current speed, brightness, and TOM (total organic matter) and also observed substrate type at each station. The result elucidated nine species of echinoderms and 4 species of seagrasses were found in both study sites. The average value of Echinoderms diversity index in Mahitam Island and Ketapang Beach was low. The uniformity index of Echinoderms in Mahitam Island was medium and Ketapang Beach was low. The dominance index of Echinoderms on Mahitam Island was categorized as low and Ketapang Beach was considered high. There was a domination of an Echinoderms species in some stations. The association between Echinoderms abundance, seagrass density and habitat quality in both locations showed a positive relationship and was influenced by the habitat quality parameters of seagrasses.Downloads
References
Afian, A. N., dan Purwanti, F. (2013). Pengaruh kedalaman dan jarak dari pantai terhadap kelimpahan dan pola sebaran sand dollar di Pantai Barakuda Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa. Management of Aquatic Resources Journal, 2(4): 127-135.
Alfathoni, M. H. T., Karlina, I., dan Jaya, Y. V. (2017). Hubungan kerapatan lamun terhadap kelimpahan gastropoda di Desa Tanjung Siambang, Dompak Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Jurnal Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji, 1(1): 6.
Amin, N., Kroeze, C., and Strokal, M. (2017). Human waste: An underestimated source of nutrient pollution in coastal seas of nutrient pollution. Marine Pollution Bulletin, 118(1-2): 131-140.
Angreni. F., M. Litaay., D. Priosambodo., dan W. Moka. (2017). Struktur komunitas Echinodermata di padang lamun Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Jurnal Biologi Makassar, 2(1): 46-55.
Ansal, M. H., Priosambodo, D., Litaay, M. dan Salam, M.A. (2017). Struktur komunitas padang lamun di perairan Kepulauan Waisai Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 8(15): 29-37.
Aziz, A. (1996). Makanan dan cara makan berbagai jenis bintang laut. Jurnal Oseana, 21(3): 13-22.
Bengen, D.G. (2000). Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor. 58 hlm.
Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. 198 hlm.
Hadi, A., Hartati, R. dan Widianingsih. (2011). Fauna Echinodermata di Indonoor Wreck, Pulau Kemujan, Kepulauan Karimunjawa. Indonesian Journal of Marine Sciences, 16(4): 236-242.
Harimbi, K.A., Taufiq-Spj, N., dan Riniatsih, I. (2019). Potensi penyimpanan karbon pada lamun spesies Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata di perairan Jepara. Jurnal Buletin Oseanografi Marina, 8(2): 109-115.
Herkul, K., dan Kotta, J. (2009). Effects of Eelgrass (Zostera marina) Canopy removal and sediment addition on sediment characteristics and benthic communities in the Northern Baltic Sea. Marine Ecology. 30(1): 74-82.
Ilyas, I. S., Astuty, S., dan Harahap, S. A. (2017). Keanekaragaman ikan karang target kaitannya dengan keanekaragaman bentuk pertumbuhan karang pada zona inti di taman wisata perairan kepulauan Anambas. Jurnal Perikanan Kelautan, 8(2): 103-111.
Ira. (2011). Keterkaitan Padang Lamun Sebagai Pemerangkap dan Penghasil Bahan Organik dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pulau Barrang Lompo. (Tesis). Program Studi Ilmu Kelautan Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 97 hlm.
Jalaludin dan Ardeslan. (2017). Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di perairan laut Desa Sembilan Kecamatan Simeuleu Barat Kabupaten Simeuleu. Journal Biology Education, 6(1): 81-97.
Lestari, Y., Munarti, dan Kurniasih, S. (2020). Inventarisasi keaneka-ragaman Echinodermata di Pantai Seupang sebagai media pembelajaran biologi. Journal of Biology Education Research, 1(1): 33-39.
Michael, P. (1995). Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI-Press. Jakarta. 616 hlm.
Nugraha, A.H., E.S. Srimariana, I. Jaya, M. Kawaroe. (2019). Struktur ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau, pesisir Bintan Timur-Indonesia. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 8(2): 87-96.
Odum, E. P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Diter-jemahkan oleh T. Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 697 hlm.
Peraturan Pemerintah Repubik Indone-sia Nomor 22 Tahun 2021 ten-tang Penyelenggaraan Perlin-dungan Dan Pengelolaan Ling-kungan Hidup. Lampiran ke-VIII.
Prayitno, A.A., W. Djoko, G., dan Rusita. (2021). Persepsi wisatawan terhadap objek tarik wisata di Pantai Ketapang, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Journal of Tropical Marine Science, 4(2): 65-72.
Rahman, S. (2017). Struktur Komunitas pada Lamun di Perairan Sekatap Kelurahan Dompak. (Skripsi). Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang. 59 hlm.
Reynolds, S. G. (1971). A Manual of Introductory Soil Science and Simple Soil Analysis Methods. South Pacific Commission. California. 178 hlm.
Riniatsih, I dan Kushartono EW. (2009). Substrat dasar dan parameter oseanografi sebagai penentu keberadaan gastropoda dan bivalvia di Pantai Sluke Kabupaten Rembang. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 14(1): 50-59.
Supono, dan Arbi, U.Y. (2010). Struktur komunitas Echinodermata di padang lamun perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 36(3): 329-342.
Tahril, T., Taba, P., La Nafie, N., dan Noor, A. (2011). Analisis besi dalam ekosistem lamun dan hubungannya dengan sifat fisikokimia Perairan Pantai Kabupaten Donggala. Jurnal Natur Indonesia, 13(2): 105-111.
Tishmawati, R. N. C., dan Ain, C. (2014). Hubungan kerapatan lamun (seagrass) dengan kelimpahan syngnathidae di Pulau Panggang Kepulauan Seribu. Journal Management of Aquatic Resources, 3(4): 147-153.
Yunita, R. R., Suryanti, dan Nurul, L. (2020). Biodiversitas Echino-dermata pada ekosistem lamun di perairan Pulau Karimunjawa, Jepara. Jurnal Kelautan Tropis Maret, 23(1): 47-56.
Yusron, E. (2013). Biodiversitas fauna Echinodermata (Holothuroidea, Echinoidea Asteroidea dan Ophiuroidea) di perairan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Zoo Indonesia, 22(1): 1-10.
.png)






