Peningkatan Kapasitas Masyarakat sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman dalam Memasarkan Produk Hasil Hutan Bukan Kayu

Penulis

  • Susni Herwanti University of Lampung
  • Christine Wulandari University of Lampung
  • Hari Kaskoyo University of Lampung
  • Wahyu Hidayat University of Lampung
  • Destia Novasari University of Lampung
  • Lia Mulyana University of Lampung
  • Nindya Triya Puspita Universit of Lampung
  • Muhammad Aldo Kurniansyah university of lampung
  • Kadek Wikan Nandini university of lampung
  • Rini Nurindarwati UPT Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Lampung

DOI:

https://doi.org/10.23960/jpfp.v1i1.5762
Abstrak View: 917

Kata Kunci:

Tahura, hutan, Hasil hutan bukan kayu

Abstrak

Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR) terbagi menjadi 7 blok pengelolaan yaitu, blok perlindungan, blok pemanfaatan, blok koleksi tumbuhan dan satwa, blok tradisional, blok rehabilitasi, blok religi budaya atau sejarah, dan blok khusus. Khusus blok tradisional, masyarakat diberikan izin usaha pemanfaatan Tahura WAR melalui skema kemitraan kepada masyarakat yang sudah terlanjur menggarap Kawasan hutan. Usaha yang dapat dilakukan pada blok tradisional antara lain berupa usaha jasa lingkungan dan usaha hasil hutan bukan kayu. Akan tetapi, produk-produk ini belum sepenuhnya dapat dipasarkan oleh masyarakat. Hal ini terjadi antara lain karena belum tingginya jiwa kewirausahaan yang dimiliki masyarakat, kurangnya promosi, rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, sistem pemasaran yang kurang baik dan lain sebagainya. Setelah pemberian materi oleh narasumber, masyarakat menjadi faham tentang pemasaran hasil hutan bukan kayu dimulai dari nilai tambah produk sampai pada pemasaran dengan teknologi terkini. Menurut ketua Gapoktan Manunggal Sejahtera, KTH Sejahtera 1 dan 6, kegiatan ini tidaklah mudah dilakukan jika tanpa kerjasama yang baik antara suami dan istri karena pada umumnya, suami suatu keluarga di Desa Pesawaran, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran bekerja penuh di lahan setiap harinya. Dengan demikian perlu kerjasama atau pembagian tugas yang baik dengan para istri atau anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, pembagian tugas menjadi sangat penting di setiap keluarga petani di sekitar hutan, selain itu kelembagan pada kelompok wanita dan pemuda juga perlu segera dibentuk dan diperkuat sehingga masing-masing pihak dapat berperan dan mendukung kesejahteraan keluarga maupun desa.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Basu SD dan Handoko TH. 2004. Manajemen Pemasaran Perilaku Konsumen. Edisi Ketiga.Yogyakarta: Liberty.

Geoffrey, G dan Meredith, et. Al. 1996. Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo.

Schumpeter J. 1934. The Theory of Economic Development. An Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest and the Business Cycle. Harvard University.

Skinner. 1992. dalam Tantri, F. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Soeharto P. 1997. Kewirausahaan. Bandung: CV Alfabeta.

Stanton, W. J.dan Frutrell, C. 1987. Fundamentals of Marketing. Edisi Delapan. Singapore: McGraw Hill.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-04-19

Cara Mengutip

Herwanti, S., Wulandari, C., Kaskoyo, H., Hidayat, W., Novasari, D., Mulyana, L., Puspita, N. T., Kurniansyah, M. A., Nandini, K. W., & Nurindarwati, R. (2022). Peningkatan Kapasitas Masyarakat sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman dalam Memasarkan Produk Hasil Hutan Bukan Kayu. Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 1(1), 57–69. https://doi.org/10.23960/jpfp.v1i1.5762