REHABILITASI EKOSISTEM TERUMBU KARANG MENGGUNAKAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN DESA KUNJIR, KECAMATAN RAJABASA, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN, PROVINSI LAMPUNG
DOI:
https://doi.org/10.23960/jpfp.v2i1.7216
Abstrak
Ekosistem terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas wilayah tropis. Letak wilayah Indonesia yang berada di kawasan segitiga terumbu karang dunia menjadikan Indonesia sebagai pusat keanekaragaman terumbu karang dunia. Selain memiliki produktivitas dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terumbu karang merupakan tempat mencari makan (feeding ground), memijah (spawning ground) dan pembesaran serta pengasuhan (nursery ground). Berbagai jenis sumber daya ikan yang hidup di wilayah terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Desa Kunjir merupakan daerah pesisir di Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki potensi sumber daya terumbu karang yang besar yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan dan pariwisata bahari. Selaih merupakan suatu ekosistem unik di perairan tropis dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi namun sangat rentan terhadap degradasi. Tsunami yang terjadi di Selat Sunda menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan mengakibatkan kerusakan ekosistem terumbu karang di Desa Kunjir. Karang di perairan ini menjadi terangkat ke permukaan air, terdampar di pantai dan mati. Kondisi ini juga menyebabkan berkurangnya hasil tangkapan ikan di wilayah pesisir. Tetap terjaganya kondisi ekosistem terumbu karang secara tidak langsung akan menciptakan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat Desa Kunjir. Terumbu karang yang sudah dalam kondisi rusak parah membutuhkan waktu yang lama untuk dapat kembali pulih karena laju pemulihan kondisi terumbu karang sangatlah lambat sehingga diperlukan adanya intervensi rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi ekosistem terumbu karang. Transplantasi karang merupakan teknik penanaman karang baru dengan menggunakan metode fragmentasi dengan benih karang yang diambil dari indukan koloni karang tertentu. Transplantasi terumbu karang diharapkan dapat mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak serta dapat membangun daerah terumbu karang baru. Salah satu upaya rehabilitasi terumbu karang yang telah dilakukan di Indonesia antara lain dengan menggunakan terumbu butan. Metode ini dipilih sebagai salah satu yang cocok untuk pertumbuhan rekrutmen karang dan pemulihan ekosistem terumbu karang, karena permukaannya yang kasar dan keras. Keunggulan metode ini selain tingkat keberhasilan rekrutmrnt karang yang tinggi juga cocok pada daerah yang terumbu karangnya sudah rusak dan di lokasi-lokasi pariwisata bawah air sehingga dapat dijadikan sebagai objek yang menarik untuk dilihat saat menyelam dan snorkling. Kunci keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan pemulihan ekosistem terumbu karang melalui transplantasi karang adalah pemilihan lokasi, jenis karang yang ditransplantasi, kesiapan masyarakat pengelola, dan kualitas perairan. Melalui program ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi masyarakat setempat akan pentingnnya rehabilitasi karang melalui transplantasi karang dalam upaya menjaga eksosistem terumbu karang yang berkelanjutan.
Unduhan
Referensi
Beer S, Bjork M, Heilbolm, Axelsoom F. 2002. Inorganic carbon utilization in merine ecosystem. Plant Biol. 29 (1) : 349-354
Bengen DG. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Bogor : IPB Press
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Provinsi Lampung Dalam Angka 2021. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Chou LM. 2000. Southeast Asian reefs status update: Cambodia, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand and Vietnam. In Wilkinson, C.R. (Ed.) Status of the Coral Reefs of the World: 2000. Australia : Australian Institute of Marine Science
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. 2018. Peraturan Daerah Provinsi Lampung nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Lampung Tahun 2018-2038. Lampung : Pemrintah Provinsi Lampung
Edinger EN, Jompa J, Limmon GV, Widjatmoko W, Risk M. 1998. Reef degradation and coral biodiversity in Indonesia: effects of land-based pollution, destructive fishing practices and changes over time. Marine Pollution Bulletin. 36(8):617-630.
English, S, C. Wilkinson dan V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Recourses. Townsville : Australian Institut of Marine Science
[FAO] Food and Agriculture Organization. 1995. Code of conduct for responsible fisheries (issued also in Arabic, Chinese, French and Spanish). Italia : Roma
Hadi TA, Giyanto, Prayudha B, Hafizt M, Budiyanto A dan Suharsono. 2018. Status Terumbu Karang Indonesia 2018. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Harriot VJ dan Fisk DA. 1988. Coral transplantation as reef management option. Coral Reef Symp.2: 375-379
Harrison PL, Wallace CC. 1990. Reproduction, dispersal and recruitment of Scleractinian coral. In Z. Dubinsky (ed): Ecosystem of the world Vol 25, Coral reefs, Elsevier, Amsterdam
Heminga MA dan Duarte CM. 2000. Coral Reef Ecology. Inggris : Cambridge University.
Jones AT dan Welsford RW. 1997. Artificial reefs in British Columbia, Canada. Canada : Artificial Reef Society of British Columbia
Lukens RR. 1997. Guidelines for marine artificial reef materials. Final report of the Artificial Reef Subcommittee of the Technical Coordinating Committee. Canada : Gulf States Marine Fisheries Commission
Pet-Soede C, Van Lavieren H, Van Densen WLT, dan Machiels MAM. 2000. Cross shelf distibution of fish communities related to reef complexity in Spermonde Archipelago, a coastal area in SW Sulawesi Indonesia. In : Pet-Soede, C. Op oede, C. Options for co-management of an Indonesian coastal fishery.
Sheppard C dan Obura D. 2005. Corals and reefs of Cosmoledo and Aldabra atolls: extent of damage, assemblage shifts and recovery following the severe mortality of 1998. Journal of Natural History. 39:103-121.
Simard F. 1997. Socio-economic aspects of artificial reefs in Japan. European artificial reef research. Proceedings of the 1st EARRN conference, Ancona, Italy, March 1996. In: Jensen AC. (ed). Southampton Oceanography Centre. UK: Southampton
Soedharma, D. dan D. Arafat. 2007. Perkembangan Transplantasi Karang Indonesia. Pusat Pengkajian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suharsono. 1996. Jenis-Jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia. Indonesia : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Supriharyono. 2000. Pengelolaan Terumbu Karang. Jakarta : Djambatan
Supriharyono. 2009. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Terangi. 2009. Mengenal Alam Pesisir Kepulauan Seribu. Bogor : IPB Press
Widodo J, Aziz KA, Priyono B, Amarullah MH, Broer M. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumber Daya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Jurnal Pengabdian (JPFP) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
the copyright holder is the author. Authors publishing under any license allowed by the journal retain all rights.