FORMULASI SABUN CUCI PIRING RACIKAN DENGAN PENAMBAHAN GEL LIDAH BUAYA DAN JERUK NIPIS
DOI:
https://doi.org/10.23960/jab.v1i2.6348
Abstract View: 4446
Abstract
Sabun cuci piring merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Permasalahan yang sering terjadi pada sabun cuci piring adalah Dermatitis Kontak Iritan, untuk mengatasi masalah tersebut, perlu adanya formulasi campuran gel lidah buaya dan jeruk nipis untuk memberikan kesan halus, kesan lembut, melembabkan kulit, mempercepat proses pengentalan dan untuk memberikan aroma yang khas pada sabun cuci piring. Pada penelitian ini digunakan formulasi campuran gel lidah buaya dan jeruk nipis dengan konsentrasi gel lidah buaya 0%, 6%, 7%, 8% 9%, 10% dan jeruk nipis 4% dan 8%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sabun cuci piring racikan dengan penambahan gel lidah buaya dan jeruk nipis sesuai SNI 06-2048-1990 tentang mutu dan cara uji sabun cuci piring. Penelitian disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 kali ulangan dan 2 faktor. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilakukan uji kehomogenan (keseragaman) ragam (Barlett’s test) serta dianalisis lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Pada penelitian ini sabun cuci piring dengan formulasi 6% gel lidah buaya dan 8% jeruk nipis direkomendasikan untuk digunakan karena data hasil uji BNJ yang diperoleh banyak menghasilkan tidak berbeda nyata dengan hasil tinggi busa 2.67 cm, derajat keasaman 5.67, warna 4.05 (suka), aroma 3.60 (suka), kekentalan 3.50 (suka), dan penerimaan keseluruhan 3.90 (suka).Downloads
References
Ariyani dan Hidayati., 2018. Penambahan gel lidah buaya sebagai antibakteri pada sabun mandi cair berbahan dasar minyak kelapa, Jurnal Industri Hasil Perkebunan 13(1), 11-18.
Apgar, S., 2010. Formulasi Sabun Mandi Cair yang Mengandung Gel Daun Lidah Buaya dengan Basis Virgin Coconut Oil (VCO). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung. Bandung
Nofiyanti, A. L., Anggraini, D. I., Miftah, A., 2017. Dermatitis Kontak Iritasi Kronis pada Pegawai Laundry. Medula 7(3), 1-5.
Putra, E. P. D., Ismanto, S. D., Silvy, D., 2019. Pengaruh Penggunaan Gel Lidah Buaya pada Pembuatan Sabun Cair dengan Pewangi Minyak Nilam. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas 23(1), 10-18.
Gusviputri, A., Njoo, M. P. S., Aylianawati, Indraswati, N., 2013. Pembuatan sabun dengan lidah buaya (aloe vera) sebagai antiseptik alami. Widya Teknik 12(1), 11-21.
Hartawan. 2012. Sejuta khasiat lidah buaya. Pustaka Diantara. Perpustakaan Nasional.
Hertog, M. G. L., Hollman, P. C. H., van de Putte B., 1995. Content of potentially anticarcinogenic flavonoids of tea infusions, wines and fruit juices. J Agric Food Chem 41(8), 1242-1246.
Lachman L, Lieberman H. A., 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi 2. UI press. Jakarta
Langingi, R., Momuat, L. I. dan Kumaunang, M. G., 2012. Pembuatan Sabun Mandi Padat dari VCO yang Mengandung Karotenoid Wortel. Jurnal Mipa 1(1), 20–23.
Razak, A., Djamal, A., Revilla, G., 2013. Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas 2 (1), 5-8.
Sukmawati, Rauf, S., Nadimin, dan Khalifah, N., 2015. Analisis Penggunaan Bahan Tambahan Makanan di Kantin Nutrisia Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makasar. Media Gizi Pangan 19(1), 73–77.
Badan Standarisasi Nasional, 1990. SNI 06-2048-1990 Mutu dan Cara Uji Sabun Cuci. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta
Syamsuhidayat, S dan Hutape, J. R., 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Depkes RI. Jakarta
Qisti, R. 2019. Sifat kimia sabun trasnparan dengan penambahan madu pada konsentrasi yang berbeda. Institut Pertanian Bogor. Bogor