Pengembangan Wisata Alam Berbasis Konservasi di Hutan Kemasyarakatan Alue Simantok, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh
DOI:
https://doi.org/10.23960/rdj.v2i1.7429
Abstract
Wisata alam berbasis masyarakat menyuguhkan segala sumber daya wilayah berbasis konservasi dan juga memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar. Dilema antara kesejahteraan masyarakat dengan kerusakan hutan membuahkan sebuah solusi yaitu program pembangunan hutan kemasyarakatan berbasis wisata. Pendekatan pengelolaan Hutan Kemasyarakatan adalah menggali, mengembangkan, membangun, dan memperkuat kemampuan individu maupun kelompok masyarakat dalam menganalisis keadaannya sendiri, serta memikirkan dan merencanakan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Kelompok Tani Hutan Alue Simantok memperoleh izin Hutan Kemasyarakatan (HKm) berdasarkan Keputusan Menteri LHK No. SK. 4241/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/7/2020, dengan luas 766 hektar pada Kawasan Hutan dengan fungsi sebagai Hutan Produksi (HP) sejak Tahun 2015. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah observasi langsung dan metode wawancara terhadap anggota HKm. Berdasarkan hasil kegiatan pendampingan masyarakat terkait pengembangan wisata alam pada HKm Alue Simantok bahwa program pengembangan sedang dalam proses penyusunan Rencana Kerja secara paralel aktifitas pengelolaan kawasan dan pemetaan potensi wisata dan potensi hasil hutan bukan kayu. HKm Alue Simantok memiiki 3 destinasi wisata yaitu air terjun putro dusun, air terjun kulam putro, dan agrowisata serta memiliki rencana akan dibangun taman burung. Program perencanaan pengembangan wisata alam berbasis konservasi sebaiknya melibatkan bantuan dari program pemerintah.
Downloads
References
Abdoellah, O. S., Sunardi, Widianingsih, I., Cahyandito, M. F., Wiyanti, D. T., and Nurseto, H. E. 2020. Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Desa Tarumajaya, Hulu Sungai Citarum: Potensi dan Hambatan. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2(3): 236. DOI: 10.24198/kumawula.v2i3.24553
Mutia, L., Muslih, A. M., and Basri, H. 2023. Nilai Ekonomi Objek Wisata Alam di Air Terjun Suhom Desa Tunong Krueng Kala , Kecamatan Lhoong , Kabupaten Aceh Besar dengan Metode Biaya Perjalanan ( The economic value of natural attractions in the Suhom Waterfall , Tunong Krueng Kala Village , Lhoong Sub-District , Aceh Besar District with travel cost method ). 8: 507–513.
Pattiwael, M. 2018. Konsep Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi Di Kampung Malagufuk Kabupaten Sorong. 1(1): 42–54.
Mardhiah, A., Supriatno, and Djufri. 2016. Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal Dan Pengembanganhutan Desa Di Mukim Lutueng Kecamatan Mane Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. 4(2): 128–135.
Masthurri, M., Muslih, A. M., and Anhar, A. 2022. Evaluasi Dukungan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa Ie Mirah Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 8(2).
Rasyid, U. H. A., Anhar, A., Subhan, A. M., Farida, A., Yanti, L. A., and ... 2022. Pengembangan Soft Skill Pengukuran Jasa Ekosistem untuk Mendukung KPH dan Pengelolaan Hutan Rakyat Aceh Soft Skill Development for Ecosystem. 01(1): 79–91.
Soebiato, P., and Mardikanto, T. 2007. No Title. Alfabeta, Bandung.
Herdiansah, A. G., and Randi. 2016. Peran Organisasi Masyarakat (Ormas) Dan Lembaga Swadaya Masyarakat (Lsm) Dalam Menopang Pembangunan Di Indonesia. Jurnal pemikiran dan penelitian sosiologi 1(1): 49–67.
Riva, W. F., Hutagaol, P., Levang, P., Riva, W. F., Hutagaol, P., and Levang, P. 2013. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat Terhadap Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Dalam Konteks Pembangunan Daerah. 5.
Hidayat. 2011. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Kelembagaan Lokal. Jurnal Sejarah CITRA LEKHA XV(1): 19–32.
Muslih, A. M., Nisa, A., Sugianto, Arlita, T., and Subhan. 2022. The Role of Urban Forests as Carbon Sink: A Case Study in the Urban Forest of Banda Aceh, Indonesia. Jurnal Sylva Lestari 10(3 SE-Articles): 417–425. DOI: 10.23960/jsl.v10i3.604
Maman, R. 2012. Konservasi Nilai Dan Warisan Budaya. Indonesian Journal of Conservation 1(1): 30–39.
Kastolani, W. 2016. Pengembangan Wisata Terpadu Berdasarkan Daya Tarik Kawasan Konservasi Di Kecamatan Cimenyan. Jurnal Geografi Gea 8(1). DOI: 10.17509/gea.v8i1.1691
Suta, P. W. P., and Mahagangga, I. G. A. O. 2018. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Jurnal Destinasi Pariwisata 5(1): 144. DOI: 10.24843/jdepar.2017.v05.i01.p26
Agustini, N. W. S., and Adikampana, I. M. 2014. Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali. JURNAL DESTINASI PARIWISATA 2(1): 46–56.
Dewi, I. N., Awang, S. A., Andayani, W., and Suryanto, P. 2018. Pengembangan Ekowisata Kawasan Hutan Dengan Skema Hutan Kemasyarakatan Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Manusia dan Lingkungan 24(2): 95. DOI: 10.22146/jml.38566
Tanaya, D. R. 2014. Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Kawasan Rawa Pening , Kabupaten Semarang. 3(1): 71–81.