Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat Lokal Di Kabupaten Raja Ampat, Papua
DOI:
https://doi.org/10.23960/rdj.v3i1.8777
Abstract
Desa wisata dinyatakan sebagai desa yang memiliki potensi untuk menampilkan keunikan daya tarik wisata yang khas. Berbagai upaya dalam mendorong terwujudnya sektor pariwisata berkelanjutan yang memperhatikan potensi yang dimiliki desa. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah pengembangan desa wisata berbasis masyarakat lokal. Pengembangan desa tersebut bisa dilakukan melalui pembinaan generasi mudanya, missal melalui mahasiswa. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dilaksanakan pada tangga 2-7 November 2023 ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa Program Studi Ekowisata, Universitas Papua mengenai peran serta kontribusi masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata. Metode yang digunakan yaitu ceramah dan Focus Group Discussion (FGD). Peserta PKM sebanyak 22 orang adalah Mahasiswa Program Studi Ekowisata, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua. Hasil PKM menunjukkan bahwa pengetahuan peserta terkait pengembangan desa wisata berbasis masyarakat lokal masih rendah. Pengetahuan dan pemahaman peserta tentang pengembangan desa wisata berbasis masyarakat lokal meningkat setelah diberikan materi oleh tim dosen Ilmu Pemerintahan dan Kehutanan. Dengan nilai persentase pre-test sebesar 42,27% dan post-test sebesar 93,64%, dapat diketahui bahwa kegiatan PKM berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat secara substansial. Nilai persentase perubahan peningkatan menegaskan dampak positif yang diberikan oleh kegiatan ini, karena skor yang tertinggi adalah adanya pemahaman masyarakat terhadap potensi pasar wisata.Downloads
References
Selna Adesetiani, L. M Kolopaking, and E. Eriyatno, “Strategi Pengembangan Usaha Wisata Homestay Berbasis Komunitas di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat,” Sodality J. Sosiol. Pedesaan, vol. 9, no. 3, 2021, doi: 10.22500/9202136386.
Y. E. Nugraha, “Sosialisasi Sadar Wisata Sebagai Upaya Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Desa Fatukoto,” J. Abdimas Pariwisata, vol. 2, no. 1, pp. 14–22, 2021, doi: 10.36276/jap.v2i1.24.
M. H. U. Dewi, “Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali,” J. Kawistara, vol. 3, no. 2, pp. 129–139, 2013, doi: 10.22146/kawistara.3976.
Budhi Pamungkas Gautama, A. K. Yuliawati, N. S. Nurhayati, E. Fitriyani, and I. I. Pratiwi, “Pengembangan Desa Wisata Melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat,” BERNAS J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 1, no. 4, pp. 355–369, 2020, doi: 10.31949/jb.v1i4.414.
N. V. Pongantung, “Perubahan Sosial Budaya Dan Ekonomi Masyarakat Kampung Arborek Kabupaten Raja Ampat Setelah Menjadi Kawasan Wisata,” Agri-Sosioekonomi, vol. 14, no. 1, p. 109, 2018, doi: 10.35791/agrsosek.14.1.2018.19008.
N. P. E. Mahadewi and I. P. Sudana, “Model Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat,” J. Anal. Pariwisata, vol. 17, no. 1, pp. 41–45, 2017.
D. Herdiana, “Peran Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat,” J. Master Pariwisata, no. September, p. 63, 2019, doi: 10.24843/jumpa.2019.v06.i01.p04.
H. Hermawan, “Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal,” J. Pariwisata, vol. 3, no. 2, pp. 105–117, 2016.