Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Hutan Dalam Pemanfaatan Pekarangan Secara Agroforestry, Gapoktan Wana Tani Lestari KPH Batu Tegi Tanggamus
DOI:
https://doi.org/10.23960/rdj.v3i2.9901
Abstract
Desa Datar Lebuay Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan KPH Batutegi Kab. Tanggamus. Masyarakat desa tersebut terhimpun dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wana Tani Lestari yang merupakan Kumpulan kelompok tani Hkm (Hutan Kemasyarakatan) yang memiliki izin memanfaatkan Kawasan hutan dalam skema perhutanan sosial, selain memiliki lahan garapan di dalam kawasan hutan pada umumnya mereka juga memiliki lahan kebun dan pekarangan di luar Kawasan hutan. Lahan berkebun biasanya berjarak kurang dari satu kilometer dari pemukiman dan lahan pekarangan berada di sekitar rumah tempat tinggal mereka. Pada umumnya kegiatan pemanfaatan lahan hutan dan kebun dilaksanakan oleh kaum laki-laki sedangkan kaum ibu atau perempuan lebih banyak di rumah membantu proses pengolahan hasil hutan seperti menjemur kopi dan kakao, menjemur pinang dan mengolah hasil panen lainnya untuk mendukung pendapat keluarga. Selama ini lahan pekarangan masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani pada umumnya khususnya oleh para kaum perempuan. Hal ini karena mereka menganggap kegitan tersebut kurang bermanfaat. Seiring berjalannya waktu, terpikir oleh para kaum ibu/perempuan untuk berperan lebih aktif khususnnya dalam memanfaatkan lahan pekarangan. Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi dan kebutuhan pangan dengan cara menanam tanaman sayuran seperti tomat, terong, cabai dan lain-lain yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Hasil kegiatan pengabdian kepada Masyarakat antara lain terbentuk kelompok wanita tani (KWT) dengan nama Bumi Tani Sejahtera. Setelah mendapatkan kegiatan pengabdian pengetahuan KWT Bumi Tani Sejahtera terhadap pemanfaatan lahan pekarangan mengalami peningkatan, selain itu mereka mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh dengan mencoba memanfaatkan pekarangan dengan tanaman produktif (cabe).
Downloads
References
BPS Provinsi Lampung, 2020. Hasil Perkebunan Lampung. BPS Provinsi Lampung
Junaidah, Suryanto P, dan Budiadi. (2015). Komposisi Jenis dan Fungsi Pekarangan (Studi kasus desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, DI Yogyakarta). Jurnal Hutan Tropis, 4(1), 77. https://doi.org/10.20527/jht.v4 i1.2884
Monografi Desa Datar Lebuay Kecamatan Air Kecamatan Air Naningan. 2022. Tidak dipublikasikan.
Murtiati, S., dan Fitriani Nur. (2015). Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali. In Jatnika (Ed.), Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat (pp. 278–282). Bogor: IAARD Press.
Nappu B dan Arief F. 2012. Panduan Petunjuk Teknis Budidaya Sayuran di Lahan Pekarangan.Jakarta: Penebar Swadaya
Solihin, E., Sandrawati, A., & Kurniawan, W. (2018). Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Budidaya Sayuran Sebagai Penyedia Gizi Sehat Keluarga. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wijaya, R.G. 2024. Manajemen Tanaman Penaung Kopi dengan Pola Agroforestri di KPH Batutegi. Universitas Lampung. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Zulkarnaen, H. (2009). Dasar-Dasar Hortikultura. (R. Rahmatica, Ed.) (Satu). Jakarta: Bumi Aksara