STATUS FITOFARMAKA DAN PERKEMBANGAN AGROTEKNOLOGI CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.)

Authors

  • Rusdi Evizal Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.23960/ja.v18i1.4293
Abstract View: 2375

Abstract

Java long pepper is a native of Southeast Asia, cultivated in Indonesia as spice and medicinal plant. As traditional medicine, its fruits are used as aphrodisiac, carminative, expectorant, laxative, digestive, anti-amoebic, anti-asthma, anti-septic and also have activity against several infection bacterial diseases. Recent clinical studies have reported that extract of java long pepper bean has androgenic effect and others pharmacological activity such as antioxidant, anti-cancer, and anti-diabetic. Java long pepper bean is commonly produced in the dryest land of Java dan Sumatera Island. The development of pharmacognosy of java long pepper and agrotechnology of cultivation in Indonesia was reviewed.

 

Key words: Piper retrofractum, pharmacognosy, dry land, agro-technology

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arifin, S., I. Carolila, dan C. Winarso. 2006. Implementasi penginderaan jarak jauh dan SIG untuk inventarisasi daerah rawan bencana longsor (Propinsi Lampung). Jurnal Penginderaan Jauh 3(1): 77-86.

Atal, C.K. and J.N. Ojha. 1964. Studi on the genus Piper Part IV: Long Peppers on Indian Commerce. Economic Botany. Hlm. 157-164.

BPS Provinsi Lampung. 2010. Lampung Dalam Angka 2010. Bandar Lampung. 576 hlm.

BPS Kabupaten Lampung Timur. 2012. Lampung Timur Dalam Angka Tahun 2012.273 hlm.

Badan POM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Vol. 5. Jakarta. 132 hlm.

Chaveerach, A., P. Mokkamul, R. Sudmoon, and T. Tanee. 2006. Ethnobotany of the genus Piper (Piperaceae) in Thailand. Ethnobotany Research & Applications 4:223-231.

Coman, C., O.D. Rugina, and C. Socaciu. 2012. Plants and natural compounds with antidiabetic action. Not. Bot. Horti Agrobo 40(1): 314-325.

Darwati, I., Rosita SMD, G. Bangun, dan T. Handayani. 1991. Pengaruh zat pengatur tumbuh triakontanol dan jumlah ruas terhadap pertumbuhan setek cabe jawa. Bul. Littro. VI(1): 39-46.

Dewoto, H.R. 2007. Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia 57(7): 205-211.

Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur. 2013. Perkebunan Rakyat di Jawa Timur Tahun 2010. http://www.disbun.jatimprov.go.id/publikasi. php. Diakses 17 Oktober 2013.

Dinas Perkebunan Propinsi Lampung. 2001. Statistik Perkebunan Tahun 2000. Bandar Lampung. 182 hlm.

Ditjen Sumber Daya Air. 2013. Data Pos Hujan. http://sda.pu.go.id/data-sda. Diakses 17 Oktober 2013.

Djauhariya, D., Emmyzar, dan F.M. Rachmat. 1992. Pengaruh macam setek dan jumlah ruas terhadap pertumbuhan bibit cabe jawa. Bul. Littro VII(2): 58-63.

Djauhariya, E. dan R. Rosman. 2008. Status teknologi tanaman cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.). Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat XX (2): 75-89.

Djumidi dan J.R. Hutapea. 1992. Pembuatan ekstrak cabe jawa dengan beberapa cairan penyari dan penetapan ekstrak secara kromatografi lapis tipis. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 1920.

Emmyzar. 1992. Pemanfaatan komoditas cabe jawa dalam usaha meningkatkan pendayagunaan TOBGA. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 23-25.

Evizal, R. 1996. Pembibitan cabe jawa menggunakan setek pendek. Seri Monografi LP Unila (4):6878.

Evizal, R. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Fakultas Pertanian Unila. Bandar Lampung.

Haryudin, W. dan O. Rostiana. 2009. Karakteristik morfologi tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) di beberapa sentra produksi. Bul. Littro. 20(1): 1-10.

Haryudin, W. dan O. Rostiana. 2011. Stabilitas karakteristik Morfologi 10 Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) di Kebun Percobaan Cikampek. Bul. Littro. 22(1): 13 - 22.

Haryudin, W. dan S. Suriati. 2010. Cabe jawa (Piper retrofractum) tanaman obat alami berkhasiat afrodisiak. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 16(3): 16-17.

Hutapea, J.R., Y. Widyastuti, dan S. Sugiarso. 1992. Usaha pengadaan tanaman Piper retrofractum Vahl. Di lahan BPTO pada ketinggian 1200 m dpl. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 1314.

Irwan, M. 2009. Efek analgesik ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada mencit galur Swiss-Webster. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Jamal, Y., P. Irawati, A. Fathoni, A. Agusta. 2013. Chemical constituents and antibacterial effect of essential oil of javaness pepper leaves (Piper retrofractum Vahl.). Media Litbangkes 23(2): 65-72.

Januwati, M. dan D.S. Effendi. 1992a. Potensi tanaman cabe jawa di pekarangan dalam menunjang pengembangan tanaman obat. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 11-12.

Januwati, M. dan D.S. Effendi. 1992b. Perbanyakan vegetatif tanaman cabe jawa (Piper retrofractum) dan teknik penanamannya. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 15-16.

Kardono, L.B.S. 1992. Studi pustaka tanaman obat di Indonesia di negara industri (senyawa aktif cabe jawa). Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 26-29.

Khan, M. and M. Siddiqui. 2007. Antimicrobial activity of Piper fruits. Natural Product Radiance 6(2): 111-113.

Kim, K.J., M.S. Lee, K. Jo, J.K. Hwang. 2011. Piperidine alkaloids from Piper retrofractum Vahl. protect against high-fat diet-induced obesity by regulating lipid metabolism and activating AMP-activated protein kinase. Biochem. Biophys. Res. Commun. 411(1): 219-225.

Melati, M. dan I. Soleh. 2012. Pertumbuhan cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) perdu dengan berbagai teknik pemupukan. Jurnal Agrivigor 11(2): 195-201.

Moeloek, N., S,W. Lestari, Yurnadi, dan B.Wahjoedi. 2010. Uji klinik ekstrak cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai fitofarmaka androgenik pada laki-laki hipogonad. Majalah Kedokteran Indonesia 60(6): 255-262.

Mutiara, U.G., Sutyarso, S. Mustofa. 2013. Pengaruh Pemberian Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) dan Zinc (Zn) Terhadap Jumlah Sel Germinal Testis Tikus Putih Jantan (rattus norvegicus). Medicinal Journal of Lampung University. 2(5): 147-155.

Nurkhasanah, N., K.P. Wicaksono, E. Widaryanto. 2013. Studi pemberian air dan tingkat naungan terhadap pertumbuhan bibit tanaman cabe jamu (Piper retrofractum Vah.). Jurnal Produksi Tanaman 1(4): 34-41.

Phatthalung, P.N. , S. Chusri and S.P. Voravuthikunchai. 2012. Thai ethnomedicinal plants as resistant modifying agents for combating Acinetobacter baumannii infections. BMC Complementary and Alternative Medicine 12(56): 1-8.

Rahardjo, M. 2010. Tanaman obat afrodisiak. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 16(2): 8-12.

Rahmawati, N. and M.S. Bachri. 2012. The aphrodisiac effect and toxicity of combination Piper retrofractum L, Centella asiatica, and Curcuma domestica infusion. Health Science Indonesia 3(1): 19-22.

Ruhnayat, A., R.S. Muljati dan W. Haryudin. 2011. Respon tanaman cabe jawa produktif terhadap pemupukan di Sumenep Madura. Bul. Littro 22(2): 136-146.

Setiawan, E. 2009. Kajian hubungan unsur iklim terhadap produktivitas cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.) di Kabupaten Sumenep. Agrovigor 2(1): 1-7.

Soleh, I. 2010. Pengaruh metode pemupukan dan kombinasi komposisi media tanam dengan pengapuran terhadap pertumbuhan cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Soleh, M. 2003. Pengembangan sistem usahatani cabe jamu mendukung peningkatan pendapatan petani. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian 6:42-52.

Soleh, M., M.C. Mahfud, S. Roesmarkam, Z. Arifin, R.D. Wijadi, Ismail-Wahab, A. Suryadi, D. Rahmawati, dan N. Pangarsa. 1999. Pengkajian rakitan teknologi sistem usaha tani cabe jamu. Prosiding Seminar Hasil Penelitian/Pengkajian BPTP Karangploso TA 1998/1999. Hlm. 342352.

Sudhanshu, R. Nidhi, M. Sandhya, Vishal, and M. Ekta. 2012. Antioxidant agents alternative source for malaria disease. International Journal of Applied Pharmaceutics 4(2): 14-16.

Sudiarto. 1992. Budidaya cabe jamu di Kabupaten Lamongan. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 8-10.

Sulkani. 2013. Budidaya cabe jamu. www.ditjenbun. deptan.go.id/tanregar/berita-207-budidayacabe-jamu.html

Vinay, S., K. Renuka, V. Palak, C.R. Harisha, and Prajapati. 2012. Pharmacognostical and phytochemical study of Piper Longum L. and Piper retrofractum Vahl. Journal of Pharmaceutical and Scientific Innovation 1(1): 62-66.

Wahjoedi, B., Pudjiastuti, Adjirni, B. Nuratmi, dan Y. Astuti. 2004. Efek androgenik ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada anak ayam. Jurnal Bahan Alam Indonesia 3(2): 201204.

Wo, W.S., E.B. Lee, and K.H. Shin. 1979. Central nervous depressant activity of piperin. Arch. Pharm. Res. 2(2): 121-125.

Zuchri, A. 2008. Habitus dan penciri cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.) spesifik Madura. Agrovigor 1(1): 39-44.

Downloads

Published

2020-07-29

How to Cite

Evizal, R. (2020). STATUS FITOFARMAKA DAN PERKEMBANGAN AGROTEKNOLOGI CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.). JURNAL AGROTROPIKA, 18(1). https://doi.org/10.23960/ja.v18i1.4293