Produksi Benih dan Polong Segar Buncis (Phaseolus vulgaris L.) yang Dipanen dari Pertanaman Tumpangsari dengan Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) dan Monokultur

Authors

  • Eko Pramono Jurusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Vidia Dwi Kurnianti Jurusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Setyo Dwi Utomo Jurusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Yohannes Cahya Ginting Jurusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.23960/ja.v22i2.7812
Abstract View: 469

Abstract

Bean (Phaseolus vulgaris L.) is generally cultivated in monoculture (sole cropping) by farmers in the highlands as main crops. Increasing land use efficiency (LUE) by inter-cropping sorghum on bean requires certain cultivation techniques so as not reducing the production of seeds or fresh fruit bean. This experiment aimed at determine 1) the yields of seeds and fresh pods harvested from the bean-sorghum intercropping compared to those from the sole cropping and 2) the LUE of the bean-sorghum intercropping.  The research, which was conducted during April-September 2021 in Sekincau District, West Lampung Regency, Lampung Province, Indonesia used dwarf beans Balitsa-2 variety and climbing bean Horti-3 variety, each of which to be intercropped with sorghum of Numbu variety. Five levels of cropping system treatment were arranged in a Completely Randomized Block Design (CRBD) with six groups as six replications. The results showed that there was no difference the seeds yield and fresh pods of bean between those harvested from bean-sorghum intercropping and from monocultures. The seed yield harvested from the dwarf bean-sorghum intercropping was higher, whereas those harvested from the climbing bean-sorghum intercropping was lower, respectively, compared to those harvested from the monoculture. In producing fresh pods, intercroppings of dwarf bean-sorghum and climbing bean-sorghum increased the LUE, respectively. Whereas in producing seeds, the dwarf bean-sorghum intercropping increased the LUE, but the climbing bean-sorghum intercropping decreased the LUE.

 

Key words : bean, fresh pods, intercropping, seeds, sorghum

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Eko Pramono, Jurusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Department of Agronomy and Horticulture

References

Anni, I. A., Saptiningsih, E., dan Haryanti, S. 2013. Pengaruh Naungan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di Bandungan, Jawa Tengah. Jurnal Biologi, Volume 2 (3) : 31-41.

Arsanti, I. W., A. E. Marpaung, B. B. Karo, dan D. Musaddad. 2020. Nilai Kesetaraan Lahan dan Keuntungan Finansial Sistem Tanam Tumpangsari Cabai Merah dengan Kentang, Bawang Merah, dan Buncis. Buletin Agritek, Vol 1(1):8-17.

Dewati, R., Suwarto, dan S. W. Ani. 2015. Analisis Pendapatan dan Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum) dengan Sistem Tumpangsari Sayuran di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Agrista 3(3): 389-398.

Effendy, I., Novianto., dan D. Utami. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Kedelai di Gawangan dengan Pemotongan Ujung Pelepah Kelapa Sawit. Jurnal Agrotek Tropika 8(2): 207–216.

Handriawan, A., D. W. Respatie dan Tohari. 2016. Pengaruh Intensitas Naungan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kedelai (Glycine max [L.] Merill) di Lahan Pasir Pantai Bugel, Kulon Progo. Vegetalika 5(30): 1-14.

Khaidir, Usnawiyah, Hendrival, Hafifah, E. S. Dewi, M. Yusuf, dan Z. Wirda. 2021. Sorgum sebagai Pangan Alternatif dan Sumber Energi Terbarukan untuk Kemandirian Pangan dan Energi. Global Science Society: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Volume 3 (2): 151-160.

Leksikowati, S. S., R. E. Putra, M. Rosmiati, I. Kinasih, I. Z. Husna, Novitasari, E. Setiyarni, dan F. A. Rustam. 2018. Aplikasi Trigona (Tetragonula laeviceps) sebagai Agen Penyerbuk pada Sistem Tumpangsari Buncis dan Tomat dalam Rumah Kaca. Jurnal Sumberdaya HAYATI, Vol 4(2):63-70.

Mauidzotussyarifah, M., N. Aini, dan N. Herlina. 2018. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan dengan Pola Tanam Tumpangsari pada Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dan Tanaman Pakcoy (Brassica rapachinensis). Abstrak. Jurnal Produksi Tanaman6(2).

Permana, L. T., Karlina, V., Hartini, B., dan Japa, L. 2021. Pemanfaatan Tanaman Sorgum di Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, Vol 4 (3): 214-219.

Pramono, E., Muhammad Kamal, Franciscus Xaverius Susilo and Paul Benyamin Timotiwu, 2018. Classification of Seed Resistance of Various Genotypes of Sorghum (Sorghum bicolor [L.] Moench.) to Weevil (Sitophilus sp.) During Storage. Jurnal Agron. 17:81-91.

Pramono, E. 2020. Kajian Genotipe, Sistem Pertanaman, Produktivitas, Viabilitas Potensial, Hama Sitofilus (Sitophilus sp.) dan Daya Simpan Benih Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench). Disertasi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 354 hlm. Tidak dipublikasikan.

Pramono, E., T. T. Handayani, T. K. B. Manik, dan P. B. Timotiwu. 2021a. Pola Tumpangsari Setangkup 161-161 Buncis Tegak–Sorgum (PTS 161-161 BTS). Kemenkumham RI. 2 Hlm.

Pramono, E., T. T. Handayani, dan T. K. B. Manik. 2021b. Pola Tumpangsari Setangkup 141-141 Buncis Rambat–Sorgum (PTS 141-141 BRS). Kemenkumham RI. 2 Hlm.

Rahmawati, A., M. Kamal, dan Sunyoto. 2014. Respon Beberapa Genotipe Sorgum (Sorgum bicolor [L.] Moench) terhadap Sistem Tumpangsari dengan Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Agrotek Tropika 2(1):25-29.

Rihana, S. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kotoran Kambing dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon. Jurnal Produksi Tanaman 1(4): 369-376.

Sahilatua, R. W., F. R. Mantiri., dan M. J. Rumondor. 2019. Kajian Ethylene Triple Respon terhadap Kecambah Beberapa Varietas Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Pharmacon 8(3): 734-739.

Saputra, H. dan Z. Mutaqin. 2021. Growth Response of Edamame Soybean Intercropped with Sweet Corn at Different Planting Date. Jurnal Agrotropika. 20(1): 42-48.

Saragih, B. W. M., Setyowati, N., dan Prasetyo. 2019. Optimasi Lahan dengan Sistem Tumpangsari Jagung Manis, Kacang Tanah, Kacang Merah, dan Buncis pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal Agroqua 17 (2): 115-125.

Sasmita, P., B. S. Purwoko, dan S. Sujiprihati, 2006. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo Haploid Ganda Toleran Naungan dalam Sistem Tumpangsari. Buletin Agronomi, 34(2) : 79–86.

Siantar, P. L., E. Pramono, M. S. Hadi, dan Agustiansyah. 2019. Pertumbuhan, Produksi, dan Vigor Benih pada Budidaya Tumpangsari Sorgum-Kedelai. Jurnal Galung Tropika, Vol 8 (2) : 91-102.

Sirait, S. G., M. Baskara., dan Y. Sugito. 2020. Respon Dua Tipe Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Berbagai Dosis Pupuk Kandang Kambing. Jurnal Produksi Tanaman 8 (8):783-789.

Subhan, O. D. Hajoeningtijas, dan A. M. Purnawanto. 2016. Uji Efisiensi Budi Daya Tumpangsari Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan Sawi Putih (Brassica juncea L.) pada Pola Tanam yang Berbeda. Agritech, 18(2):80– 86.

Waluyo, N. dan D. Djuariah. 2013. Varietas-Varietas Buncis (Phaseolus vulgaris L.) yang Telah Dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Iptek Tanaman Sayuran No. 02: 1-9.

Downloads

Published

2023-10-03

How to Cite

Pramono, E., Kurnianti, V. D., Utomo, S. D., & Ginting, Y. C. (2023). Produksi Benih dan Polong Segar Buncis (Phaseolus vulgaris L.) yang Dipanen dari Pertanaman Tumpangsari dengan Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) dan Monokultur. JURNAL AGROTROPIKA, 22(2), 119–127. https://doi.org/10.23960/ja.v22i2.7812